Ustadz, orangtua saya melarang anak-anaknya menikah sampai umur 26 th ke atas, tapi membolehkan pacaran. Sedang saya ingin menikah muda. Bagaimana nasihat ustadz?
Jawaban:
Berikan penjelasan ke
orangtuanya. Ini banyak penyakit. Subhaanallah, di tengah-tengah masyarakat
kita ini. Orangtua tidak malu kalau anaknya gonta-ganti pacar. Bulan lalu yang
datang mobil merah, 2 bulan lagi mobil biru. Wajahnya sudah beda. Bulan lalu
yang datang kulit putih, sekarang kulit hitam. 6 bulan kemudian datang lagi
yang lain, dan seterusnya. Tetangga tanya, ini siapa? (dengan bangga dijawab)
pacar baru anak saya. Eh, giliran nikah muda, malah dianggap aib.
Tidak ada hubungannya
melakukan ibadah dengan prestasi dunia. Kamu sarjana dulu baru nikah, apa
hubungannya?! Sarjana dengan nikah gak ada hubungannya. Orang setelah menikah
akan ada perasaan tanggung jawab. Si laki-laki akan kerja, istrinya yang jadi
pendampingnya siap untuk hidup bersama-sama dengan dia.
Kita terus menghubungkan
dengan prestasi dunia, banyak orangtua yang begitu egois. Pokoknya anaknya
harus sarjana. Sudah sarjana, tunggu. Kerja dulu. Sudah kerja kemana-kemana, ke
Kalimantan, Sumatera dll sampai dua tahun, lalu pulang mau nikah. Orangtuanya
bilang "sebentar, beli rumah dulu!".
Ini dan itu sampai
anaknya umur 35 tahun baru nikah. Orangtua bilang gak apa-apa, anak laki-laki
umur segitu masih laku. Iya emang laku, tapi hatinya terbakar! Kasihan dia,
kebutuhan biologis tidak bisa dibendung.
Sampaikan kepada
orangtua, tidak ada hubungannya menikah dengan prestasi dunia. Kalau ditanya
"Mau kasih makan apa", jawab saja kasih makan yang saya makan.
"Perempuan mana yang mau nikah sama kamu?" Jawab saja, asalkan ayah
ibu ridho, saya akan cari
Tentu orangtua bisa
disentuh juga dari sisi perasaan. Misal dibahasakan baik-baik. Saya betul-betul
terganggu, saya takut berbuat dosa, dst dibahasakanlah begitu.
Diringkas dari tanya
jawab dengan ustadz Khalid Basalamah https://youtu.be/7JQCG3fd8A4
Repost dari Instagram @TaqwArt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar